Jalan-jalan ke Desa Adat Tenganan Bali Aga
Posted: January 31, 2017 Filed under: BUDAYA, HOBI | Tags: adat istiadat, aga, Asri, BALI, Damai, INDAH, KARANGASEM, khas, love, mantap mamen, PELESIRAN, perang pandan, sejuk, tenganan, wisata budaya Leave a commentTenganan Bali merupakan tempat fenomenal yang ada di Bali, dimana terdapat suku Bali Aga yang mendiami area ini.
Menurut sebagian versi catatan sejarah, kata Tenganan berasal dari kata “tengah” atau “ngatengahang” yang memiliki arti “bergerak ke daerah yang lebih dalam”. Kata tersebut berhubungan dengan pergerakan masyarakat desa dari daerah pinggir pantai ke daerah pemukiman di tengah perbukitan, yaitu Bukit Barat (Bukit Kauh) dan Bukit Timur (Bukit Kangin).
Sejarah lain mengatakan bahwa masyarakat Tenganan berasal dari Desa Peneges, Gianyar, yang dulu disebut sebagai Bedahulu. Menurut cerita rakyat, Raja Bedahulu pernah kehilangan salah satu kudanya dan orang-orang mencarinya ke Timur. Kuda tersebut ternyata ditemukan tewas oleh Ki Patih Tunjung Biru, orang kepercayaan sang raja. Atas loyalitasnya, Ki Patih tunjung Biru mendapatkan wewenang untuk mengatur daerah yang memiliki aroma dari bangkai (carrion) kuda tersebut. Ki Patih mendapatkan daerah yang cukup luas karena dia memotong bangkai kuda tersebut dan menyebarkannya sejauh yang dia bisa lakukan. Itulah asal mula dari daerah Desa Tenganan.
Agenda jalan-jalan ke Tenganan dilakukan bersama dengan keluarga besar Ida Bagus Muter. Ada Ibu Jero Sukreni, Gus Rai, Gus Adi, Gus Abi, Riza Permana, Ida Bagus Djelantik, Monicha Febri dan Nuniek Hutnaleontina.
Sejenak menikmati tuak Tenganan Karangasem di sebuah Jineng, bangunan kuno khas Bali.
Jalan-jalan di Tenganan ini juga dalam rangka Ibu Jero Sukreni bertemu dengan teman lamanya pada saat PKL dulu di masa sekolah.
Lumayan lah menikmati hari indah di tempat yang fenomenal dan klasik ini.
Keseharian kehidupan di desa ini masih diatur oleh hukum adat yang disebut awig-awig. Hukum tersebut ditulis pada abad ke-11 dan diperbaharui pada tahun 1842. Rumah adat Tenganan dibangun dari campuran batu merah, batu sungai, dan tanah. Sementara atapnya terbuat dari tumpukan daun rumbi. Rumah adat yang ada memiliki bentuk dan ukuran yang relatif sama, dengan ciri khas berupa pintu masuk yang lebarnya hanya berukuran satu orang dewasa. Ciri lain adalah bagian atas pintu terlihat menyatu dengan atap rumah.
Penduduk desa ini memiliki tradisi unik dalam merekrut calon pemimpin desa, salah satunya melalui prosesi adat mesabar-sabatan biu (perang buah pisang). Calon prajuru desa dididik menurut adat setempat sejak kecil atau secara bertahap dan tradisi adat tersebut merupakan semacam tes psikologis bagi calon pemimpin desa. Pada tanggal yang telah ditentukan menurut sistem penanggalan setempat (sekitar Juli) akan digelar ngusaba sambah dengan tradisi unik berupa mageret pandan (perang pandan). Dalam acara tersebut, dua pasang pemuda desa akan bertarung di atas panggung dengan saling sayat menggunakan duri-duri pandan. Walaupun akan menimbulkan luka, mereka memiliki obat antiseptik dari bahan umbi-umbian yang akan diolesi pada semua luka hingga mengering dan sembuh dalam beberapa hari. Tradisi tersebut untuk melanjutkan latihan perang rutin dan menciptakan warga dengan kondisi fisik serta mental yang kuat. Penduduk Tenganan telah dikenal sebagai penganut Hindu aliran Dewa Indra, yang dipercaya sebagai dewa perang.
Masyarakat Tenganan mengajarkan dan memegang teguh konsep Tri Hita Karana (konsep dalam ajaran Hindu) dan mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari. Tri berarti tiga dan Hita Karana berarti penyebab kebahagiaan untuk mencapai keseimbangan dan keharmonisan. Tri Hita Karana terdiri dari Perahyangan (hubungan yang seimbang antara manusia dengan Tuhan), Pawongan (hubungan harmonis antara manusia dengan manusia lainnya), dan Palemahan (hubungan harmonis antara manusia dengan lingkungan alam sekitarnya).
Terima kasih sudah berkunjung sobats, jangan lupa mampir ke Tenganan ya bila sedang pelesiran di Bali bagian Timur. Sampai jumpa di kesempatan lainnya, selamat beraktivitas semoga kita semua sehat dan bahagia selalu, aamiin…..
Untuk mengenal Desa Tenganan lebih lanjut bisa melalui situs Wikipedia Tenganan, Aroeng Binang, Kompas Travel.
Pelesiran Tanah Wuk
Posted: September 9, 2016 Filed under: DIARI, HOBI | Tags: BALI, cerita, cinta, PELESIRAN, sejoli, Tabanan, tanah wuk, the best place, with love Leave a commentDi suatu hari yang begitu adem, dilakukan pelesiran menuju Tanah Wuk Bali yang berlokasi di Kabupaten Badung.
Dwipayana dan Putu Nuniek Hutnaleontina menikmati suasana sore sekedar mengisi waktu luang.
Lokasi tanah Wuk sangat berdekatan dengan taman wisata Sangeh.
Jadi kalau para sahabat sedang berwisata di Sangeh, alangkah baiknya untuk melanjutkan kegiatan di tanah Wuk Bali, hehe. Sekedar cuci matan dan mencari suasana.
Lokasi tanah Wuk merupakan salah satu area terbaik dalam pacaran, untuk menambah keakraban dan persatuan.
Dari lokasi Sangeh, perjalanan dilanjutkan ke utara sekitar 50 meter kemudian menelusuri jalanan kecil ke arah Barat. Tiket masuk ke area tanah Wuk sebesar 5 ribu rupiah per orang.
Terima kasih sudah berkunjung kawan, untuk mengetahui tanah Wuk lebih rinci teman-teman bisa berselancar di situs Panduan Wisata, anak muda bali.
Pelesiran& Tirta Yatra Klungkung-Karangasem-Bangli-Gianyar
Posted: May 18, 2016 Filed under: DIARI, HOBI | Tags: BALI, bangli, batur kintamani, cheers, Damai, damnday, DENPASAR, INDAH, INDONESIA, jujur, luar biasa, maaf, mempesona, omah pizza, PELESIRAN, pesinggahan klungkung, pura besakih karangasem, restu apung, Semangat, senyum, tenang, Tirta Yatra, Ubud, WEEKEND Leave a commentPada suatu hari Sabtu yang cerah dilakukan perjalanan spiritual bareng I Gede Bayutika, Ni Putu Premierita, dan Putu Nuniek Hutnaleontina.
Bersama dengan Mr. Surya dari Tabanan, kami melaju di siang yang cerah menuju Merta Sari, Pesinggahan Klungkung. Sejenak mencari ikan laut serta mengisi bahan bakar di tubuh, diiringi senda gurau yang sederhana.
Hidup diberikan kepada kita untuk selalu tersenyum, memaafkan, jujur, dan senantiasa berkarya.
Bagi teman-teman yang ingin mengetahui Pesinggahan Klungkung bisa melihat di situs Merta Sari.
Selepas dari Pesinggahan kami menuju Pura Besakih, bersembahyang di Pedarman masing-masing dan barengan di Penataran Agung.
Seusai sembahyang kami mendapat gelang spiritual secara gratis, biasalah anak-anak muda biar kekinian hehe
I Gede Bayutika saling memasangkan gelang dengan Ni Putu Premierita, sementara Dwipayana dengan Putu Nuniek Hutnaleontina.
Kami ke Pura Besakih ini untuk sekedar mengisi suasana dengan hal yang positif, berhubung ada ajakan dari Bayutika dan Rita jalan-jalan men.
Bagi saudara/sahabat yang ingin mengetahui Pura Besakih lebih dalam bisa berselancar di situs Wikipedia,
Seusai Pura Besakih kami lanjut menuju Batur Kintamani, cuci paru-paru dan otak yang kadang error haha.
Untuk info selengkapnya mengenai Resto Apung, kawan-kawan bisa melihat di situs Spot Bali.
Resto Apung Bangli dan Umah Pizza Ubud menjadi pilihan kami untuk dinner dan bercengkerama ria, hari ini sungguh luar biasa.
Bagi teman-teman yang ingin mengetahui Omah Pizza lebih dekat bisa berselancar di situs Trip Advisor.
Puja dan puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan YME, hidup ini indah, tenteram bagi kita yang senantiasa selalu bersyukur, begitu juga dengan kamu sobats,
Demikian sekilas kisah hari ini, terima kasih sudah berkunjung ya mamen, salam buat keluarga, hidup ini akan menjadi lebih bermakna bila kamu dan aku juga kita semua, mengerti akan makna anugerah kehidupan itu sendiri,
Salam damai dan selamat berbahagia kawan.
Pelesiran Terasering Jatiluwih Tabanan Bali
Posted: May 13, 2016 Filed under: DIARI, HOBI | Tags: BALI, cagar alam, INDAH, jatiluwih, lumbung padi terbesar, mempesona, mendamaikan jiwa, PELESIRAN, Rahajeng, Rahayu, sejuk, Tabanan, Terasering 1 CommentJatiluwih memiliki pemandangan alam yang indah. Sebagian besar daerahnya merupakan daerah persawahan yang dibuat berundak (bertingkat) atau dikenal dengan sawah berteras khas Bali yang akan membuat kita semakin mengangguminya. Daerah persawahan ini berbentuk teras dengan luas sekitar 636 hektar. Sawah ini menggunakan sistem pengairan subak yaitu sistem pengairan atau irigasi tradisional Bali yang berbasis masyarakat. Subak memiliki pura yang dibangun untuk dewi kemakmuran dan dewi kesuburan. Keunikan sawah berteras inilah yang membuat Jatiluwih dinominasikan masuk daftar UNESCO World Heritage sebagai warisan budaya dunia.
Sesekali, kita juga akan melewati sungai, pura, atau rumah-rumah penduduk yang masih sederhana. Suasananya benar-benar menggambarkan suasana pedesaan yang damai.
Setelah puas menikmati panorama persawahan, kita bisa menikmati santapan di salah satu restoran sepuasnya, karena restoran ini menyediakan makanan secara buffet sehingga kita bisa mengisi perut sepuasnya. Sambil bersantap, kita dapat pemandangan persawahan dan gunung yang ada di depan mata, ini akan membuat perasaan menjadi semakin rileks. Selesai makan, jangan lupa untuk menyempatkan diri untuk berfoto disana ya, hehe.
Pelesiran kali ini dilakukan dengan Anak Agung Ngurah Wiradarma, Anak Agung Ngurah Widiada sekeluarga. Sungguh beribu syukur dipanjatkan kepada Tuhan Hyang Maha Esa, kita dapat berkumpul dengan sehat selamat di tempat yang indah ini.
Pemandangan yang hijau nan indah menyegarkan mata menenangkan pikiran.
Betapa tak terkiranya anugerah Tuhan di alam Bali ini, keharmonisan alam dan manusia menciptakan arti kebahagiaan yang sejati.
Foto di atas diriku bersama dengan A.A. Ngurah Wiradarma alias Turah Agung, teman kecil sepermainan, partner in crime, hehe.
Kisah ini akan selalu menjadi hari klasik untuk di masa depan, yeaaah.
Dan beginilah hari ini kita lalui dan sungguh luar biasa bisa berada di alam yang asri mempesona ini.
Bila sahabat ingin menenangkan pikiran dan menyejukkan jiwa, tidak ada salahnya mencoba untuk berpelesiran di Jatiluwih Tabanan Bali. Untuk mengetahui Jatiluwih lebih detail bisa mencoba berselancara di Jatiluwih dan Wisata Bali.
Terima kasih sudah berkunjung kawan, sampai jumpat di pertemuan berikutnya. Selamat menikmati hari semoga kita semua sehat dan selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Kuasa. Tetep semangat buat kita, salam hangat dan sukses.
Pelesiran Tajun – Pantai Penimbangan Singaraja
Posted: April 5, 2016 Filed under: BUDAYA, HOBI | Tags: Asrama Bali Viyata Tampaksiring, BALI, Buleleng, Durian, Jangar Ulam, Makan Malam, Melali, PELESIRAN, Pesta Pernikahan, Ranggon Sunset, Tajun, Timpal Bandung, Ubud Leave a commentKisah ini dimulai dengan adanya undangan pernikahan dari Agung Ary Pringgadinata Sastrawan di Pantai Penimbangan Singaraja.
Siang pukul 10 WITA, bersama dengan Heldi Fiardian Sukma dan Ngakan Prayudy Agatha, jalan Denpasar – Singaraja kami ukur hingga tiba di desa Tajun, ladang duren.
Di desa Tajun inilah kami beristirahat sejenak dan menikmati suasana. Durennya lumayan besar dan murah. Sungguh elok hati ini menikmati ciptaan Tuhan YME.
Makan beberapa biji dan dilanjutkan perbincangan hangat semakin menyejukkan suasana.
Kisah kehidupan, cinta, kerjaan semuanya terkupas habis dalam renungan sejenak sore ini. hehe.
Kami kemudian melanjutkan acara menuju kota Singaraja, dengan hati riang dan senang kami lalui ribuan kilo menembus Pantai Penimbangan.
Hingga sampai di Pantai Penimbangan, ada Ketut Hendi Gusmanta, Suryana, Agung Putra Artana, Kusuma Yadnya, dan Andika Franky bersama pacarnya kami fotoan bareng pengantin yang masih semangat di siang bolong ini. hahahahaa.
Makan bareng dan pembahasan yang tidak jauh-jauh dari yang namanya cinta dan pekerjaan. huahuahuahua.
Menjelang pulang kami fotoan sjenak lagi, terima kasih ya Gung Ary dan Tita atas jamuannya. Semoga langgeng dan bahagia selalu ya, sukses semangat dan terus kompak yak mamen.
Personil di dalam mobil bertambah satu, Ketut Hendi Gusmanta. Kami pulang ke Denpasar dan singgah sejenak di warung Jangar Ulam Ubud, Gianyar Bali. Terima kasih teman-teman hari ini sungguh luar biasa. Tiada kesan tanpa kehadirat mu guys. See u next time yak.
Pelesiran Bajra Sandhi Denpasar
Posted: April 5, 2016 Filed under: DIARI, HOBI | Tags: Bajra Sandhi, BALI, cuci mata, Damai, DENPASAR, INDAH, Kawan, MENYENANGKAN, PELESIRAN, Poto, Renon, senja Leave a commentDi suatu sore yang cerah, dilakukan agenda double date bersama dengan Putu Nuniek Hutnaleontina, I Gede Bayutika, dan Ni Putu Premierita di kawasan Bajra Sandhi Renon Denpasar.
Kawasan Bajra Sandhi merupakan kawasan yang antik dan bersejarah, ini merupakan salah satu tempat wisata yang berada di tengah-tengah kota Denpasar. Wow jangan sampai kelewatan kawan-kawan untuk kesini jika lagi liburan di Bali.
Ekspresi para sahabat saat memulai pertemuan. Ternyata I Gede Bayutika dan Ni Putu Premierita sudah makan bareng dan kencan duluan di daerah Sanur. Eaaaaaaaa
Mantap benar kalian mamen, baru ketemuan perdana, langsung makan dan kencan bareng. Tinggal undangan nikahnya aja ney.
Intinya ketemuan teman lama di area Bajra Sandhi yang klasik ini. Suksma Ida Sang Hyang Widhi Wasa kami bisa berkumpul bersama dalam keadaan sehat walafiat sore hari ini.
Bersama dengan meredupnya sinar senja sore ini, semoga cinta yang bersemi disini direstui jagat alam semesta, langgeng dan bahagia selalu. Astungkara.
Sesi photo pasangan, pas mantap Mr. Gede Bayutika dan Mrs. Putu Premierita.. Cheeerssss